Breaking News Scroll

Google Playstore

X
Bersama Kita News
Get it on the Play Store

Iklan MegaBillboard

Iklan

Top-Banner

Iklan

Iklan Floating Bawah

Live Streaming

Iklan slider-wrapper

Kegiatan P5 di SMPN 1 Pinggir, Kades Akhyar Mukmin Motivasi Pelajar Untuk Menggapai Cita-Cita

Sabtu, 10 Agustus 2024 | Agustus 10, 2024 WIB | 0 Di Baca
Kepala Desa Muara Basung Akhyar Mukmin, saat menceritakan Asal Usul Desa Muara Basung.   (Foto: Istimewa)

BersamaKitaNews.com, Pinggir Kepala Desa Muara Basung Akhyar Mukmin, S.IP., didapuk menjadi narasumber pada kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar (P5) di SMPN 1 Pinggir, Jalan Pakih Betuah Desa Muara Basung Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis, Sabtu (10/08/2024) pagi.

Seluruh siswa-siswi bersama majelis guru SMPN 1 Pinggir ini berkumpul untuk mendengarkan pemaparan yang disampaikan sekaligus untuk sharing informasi, bagaimana bahaya Gadget yang bisa merusak masa depan siswa. Terkhususnya kearifan lokal dan sejarah perkembangan Desa Muara Basung pada masa lalu.

Dalam pemaparannya, Kepala Desa Muara Basung Akhyar Mukmin, S.IP., mengatakan bahwa pada hari ini dengan kondisi kemajuan teknologi bisa menjadi ancaman serius kalau para siswa-siswi tidak dikontrol oleh orang tua maupun sekolah dalam menggunakan Handphone (HP) dan bermedia sosial.

"Zaman rusak, kalau tidak pandai-pandai mengendalikan diri bisa rugi dan tidak maju dalam menjalankan kehidupan. Zaman media sosial pun tanpa kita sadari bisa menghabiskan waktu kita hanya menggunakan hp saja," kata Akhyar Mukmin Kepada Awak Media BersamaKitaNews.com Melalui Pesan WhatsApp, Sabtu (10/08/2024) malam.

Dikatakannya, Anak-anak perlu melihat bagaimana orang tua kita bertungkus lumus mencari rezeki hanya untuk biaya sekolah dan menjalankan perekonomian keluarga. Selain itu, di Desa Muara Basung juga sudah lengkap semuanya, mulai dari Bupati, Dewan, Camat, Kepala Desa, dan Kepala Sekolah serta Guru yang ada di Desa Muara Basung ini.


"Kenapa mereka bisa, tentunya memiliki keteguhan hati untuk menjadi seseorang di suatu saat nanti dan ditambah juga dengan kepedulian yang tinggi untuk membangun daerahnya," ujarnya.

Kades Muara Basung Akhyar Mukmin juga menjelaskan, bahwa Desa Muara Basung ini merupakan desa yang Heterogen, karena banyak suku-suku di luar Sakai dan Melayu yang ada ditempat kita ini. Oleh karena itu, kita mengingat sejarah dan kearifan lokal di Desa Muara Basung disebut desa bertuah dengan makna desa berkah, maju, baik, dan sejahtera.

"Kemudian juga Desa Muara Basung ini dulu dinamakan Sempag Mabasug, karena di desa ini milik orang suku Sakai, jauh sebelum ada orang Melayu, Minang, Jawa, dan Batak. Dulunya tidak ada wilayah, karena wilayah ini diberikan kebatinan Tengganau sekitar tahun 50an yang pusatnya di Kuala Penaso,jelas Akhyar Mukmin.

Ditambahkannya, Kuala Penaso itu belum ada di daratan, karena masih diatas sungai pemukiman masyarakat, rumahnya seperti rakit dan disana juga ada Batin Beringin Sakai dan batin penaso. Kalau sebutan Batin itu sama dengan penghulu, kepala suku, dan Kepala Desa.


"Dulunya itu kepala sukunya orang Sakai, ketika perusahaan Murini, menghilir kayu untuk produk industri. Mereka minta tempat pada batin Tengganau untuk dipindahkan masyarakat Sakai Penaso ke Daratan," tambahnya.

Masih kata Akhyar Mukmin, Setelah dari Penaso, hijrah ke Sialang Rimbun. Diminta lagi tempat oleh departemen Sosial ke Batin Tengganau, untuk tempat orang Sakai dan sekalian untuk membina orang Sakai. Kemudian orang tua bapak maupun ibu Orang Sakai ini yaitu, orang tua laki-laki asli Melayu dan asli putra sini.

"Jadi keluarga besar pindah dari Balai Pungut Hijrah ke Tengganau. Muhammad Nur ini, Orang tuanya dari pak Amril dan pernah menjadi kepala desa ke-3 di Desa Muara Basung ini. Setelah itu, beliau ini membangun suatu perkampungan kecil," terangnya.

Lalu dibangun tempat ibadah rumah Suluk, tempat ibadahnya orang tua kita Syekh, Mursyid, dan Kalifah tarekat Naqsyabandiyah yang bersumber dari Babussalam Langkat Sumatera Utara. Selanjutnya Kakek saya, kakek pak Azmi dan Kakek pak Riki Camat, ketika itu kakek menyebarkan Islam di Tengganau lalu ke Muara Basung.

"Pada sebelumnya kakek hijrah dan menganut Islam, beliau Dukun besar penganut ilmu hitam dan pada dulunya kearifan lokal sakai itu ada namanya berdikir untuk pengobatan tradisional, bahkan kepercayaan mereka bisa membawa bunga dari Surga. Namun ada kejadian setiap tahun anaknya meninggal, sehingga akhirnya bertobat dan masuk Islam menuntut ilmu tarekat Naqsabandiyah ilmu Suluk, menjadi Mursyid dan tuan Syekh yang disegani di daerah ini," tandasnya.



(Maj/Bkn)





1ㅤBerita Terbaru Update
×