 |
| Pelatihan Kader Dasar Kaderisasi Formal Jenjang Kedua. (Foto: Aurora Nasution/Bersamakitanews.com) |
BersamaKitaNews.com, Rokan Hulu - Penutupan Pelatihan Kader Dasar kaderisasi formal jenjang kedua yang diselenggarakan oleh Pengurus Komisariat Universitas Pasir Pangaraian dengan Tema memperteguh ideologi, integritas dan militansi kader mujahid yang di gelar di STAI Tuanku Tambusai Riau, Pasir Pengaraian Kecamatan Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu, Senin (25/12/2023) malam.
Kegiatan Pelatihan Kader Dasar tersebut dilaksanakan oleh Dedi Widayadi sebagai ketua PK PMII UPP, Shobri sebagai ketua pelaksana PKD PK PMII UPP, Antika Susilawati sebagai sekretaris pelaksana PKD PK PMII UPP.
Kemudian Adrian Handa selaku Ketua PC PMII Rohul menjelaskan, PKD merupakan salah satu kegiatan kaderisasi formal yang ada di PMII, berguna untuk memberi bekal dan pemahaman bagi anggota PMII setelah mengikuti kegiatan Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA).
"Kegiatan PKD ini diikuti oleh 28 peserta bukan hanya dari Universitas yang ada di Rokan Hulu, tetapi ada yang dari Siak, Pekanbaru dan juga Rokan Hilir." kata Adrian Handa selaku Ketua PC PMII Rohul.
Lebih lanjut Adrian Handa, Kegiatan tersebut di adakan di dua tempat yang berbeda, yaitu pembukaan di Rumah larangan Desa Huta Haiti sekaligus memperkenalkan situs sejarah yang ada di desa tersebut, sedangkan untuk penutupan nya di STAI Tuanku Tambusai Riau.
"Kegiatan ini juga sangat penting untuk dilakukan oleh pengurus PMII baik tingkat Rayon maupun komisariat sebagai bentuk aktifnya pergerakan dan hidupnya roda kehidupan nya organisasi bahwa PMII juga merupakan organisasi kaderisasi yang harus terus mampu menciptakan regenerasi." tutupnya.
Selanjutnya Dedi Widayadi sebagai ketua PK PMII UPP menegaskan, bahwa setelah selesainya kaderisasi Peserta PKD harus bermanfaat bagi masyarakat.
"Agar nantinya kader memberikan kebermanfaatan bagi mahasiswa itu sendiri maupun masyarakat diluar sana, karena para peserta adalah calon-calon pejuang dan penerus PMII kedepannya, Maka mereka harus siap secara intelektual." ungkap Dedi Widayadi.
(An/Bkn)
